Jumat, 22 April 2011

Sumo Ala Pidie dan Pidiejaya

Gedeu-Gedeu, permainan adat khas Pidie dan Pidiejaya, Aceh

Gedeu-Gedeu, 'Westerling'nya Pidie dan Pidiejaya, Aceh


Gedeu-Gedeu, atau due-due, bisa diartikan dengan menunduk, ulet, dan tangguh. Permaian ini adalah olahraga rakyat khas Pidie dan Pidiejaya, Aceh, dimainkan selepas musim panen. olahraga ini tergolong unik, karena permaianannya dua lawan satu orang, dan hakim adilnya bukan dari orang netral, tetapi diambil dari perwakilan masing-masing regu.
Gedeu-gedeu adalah olahraga sejenis ‘westerling’, didalamnya terdapat olahraga gulat, tinju, dan karate. Gedeu-gedeu merupakan gabungan seluruh bela diri didunia. (poto dan teks : zian).

Sabtu, 16 April 2011

Puloet khas Pidie

Puloet sarapan pagi Pidie, terbuat dari beras dicampur santan serta dilapisi daun pisang muda, dibakar menggunakan arang atau batok kelapa, asiknya ditemanin dengan kopi Aceh yang harum, poto : zian (17/04), dipasar tradisional Sigli.

'Jalan' menuju Masa Depan

LBFT XVII, Sigli, Minggu (17/04), acara dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai 18.00 WIB.

Senin, 11 April 2011

Antara Kesadaran Dan Aturan

Aturan bukan untuk dilanggar tetapi untuk dilaksanakan. poto : zian

Alternatif Lama Pulang Sekolah

Kurangnya sarana bus sekolah di Pidie, membuat siswa harus mengambil alternatif lama untuk sampai dirumah. foto : Keumala, Pidie.

Model Lama Untuk Baru

Bertutur cerita adalah model lama Aceh bersosialisasi pencegahan bencana, yang kemudian dihidupkan kembali oleh para pemuda Aceh saat ini.

Minggu, 10 April 2011

Bencana Tangse

Desa Peunalom Satu, tangse, Pidie, desa yang terparah keusakannya ketika dihantam banjir bandang (11/03).

Sabtu, 09 April 2011

'Mutiara' Di Tengah Rimba

Taheuganteu, Tiro, Pidie, tinggi 30 meter, mutiara di tengah rimba kawasan hutan Ulu Masen

Menatap Pagi

Pagi di Pantai Landai, Sigli, Pidie.

Abeu Seukeum

Abue Sekeum (abu pabrik) di Tebuengaboe, Indrajaya, Pidie

Kaburnya 'Masa Depan' Tangse

Pasca 25 hari banjir bandang Tangse, Pidie, Aceh, tanggap daurat masih belum dihentikan dan proses rehabilitas dan rekontruksi masih sangat lambat, akibat dari itu, banyak siswa Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak belum optimal.
Azwani (7), siswa Rantopanyang, Tangse, belum bisa sekolah karean kondisi keluaraganya yang kehilangan harta benda saat musibah datang, rumahnya hilang dan sawah orang tuanya juga belum bisa difungsikan, karena masih tertimbun kayu gelondongan. hingga kini (9/04), 170 hektar sawah milik penduduk belum maksimal difungsikan kembali.

Rabu, 06 April 2011

Mencari Nasi Dengan Kayu

Sebut saja namanya Amir (52), penarik kayu ilegal ini mencari sesuap nasi untuk kebutuhan keluarganya yang telah kehilangan rumah akibat banjir bandang di Tangse, Pidie.
Pemerintah Pidie, harus bertanggung jawab atas lambatnya rehabilitas dan rekontruksi Tangse.

Pemulangan Hendra

Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Jabal Ghafur, Sigli dan Malikulsaleh, Acehutara, serta tim Sar BUMN, mengevakuasi Hendra (21), mayat ke sepepuluh korban banjir bandang Tangse, Pidie. Kelelahan karena perjalanan selama 24 jam dengan jarak 28 kilometer, tidak menyurutkan semangat team evakuasi.